ALKOHOL DI TEMPAT KERJA: TREN KEREN ATAU BERISIKO?
Siapa yang tak kenal minuman beer, whisky, wine, vodca, brandy, Champagne, liqueur, sake, tuak, arak, rum. Yap semua jenis minuman tersebut mengandung alkohol. Tuak yang biasa dikenal dalam masyarakat bali menjadi bagian budaya dari kehidupan masyarakat bali, dan bahkan mungkin menjadi bagian dari kehidupan; misalnya, minum tuak saat selesai upacara keagamaan, makan siang, setelah bekerja setiap hari atau pada akhir minggu kerja.
Menjadi sebuah tren kekinian di kalangan anak muda pekerja milenial, mereka menerima penggunaan alkohol secara teratur. Sebagian percaya bahwa mabuk sesekali masih dapat diterima. Namun, sejatinya minum alkohol pada tingkat berbahaya dapat berdampak negatif pada kesehatan dan kehidupan kerja kita. Alkohol dapat berkontribusi terhadap penurunan nilai produktivitas.
BAGAIMANA ALKOHOL DAPAT BERPENGARUH PADA KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA?
Risiko kematian atau kecelakaan yang tidak disengaja meningkat ketika orang-orang minum alkohol dalam jumlah yang berbahaya. Ini karena ketika orang minum pada level ini, mereka lebih cenderung mengambil risiko dan menempatkan diri mereka dalam situasi yang berpotensi berbahaya. Konsumsi alkohol dalam jumlah besar dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan pada banyak bagian tubuh. Gangguan fungsi otak dan hati bisa permanen. Kesulitan emosional, seperti depresi dan masalah hubungan, kemungkinan besar terjadi. Jika pola makan seseorang juga buruk, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan mereka. Minum alkohol pada tingkat yang berbahaya dapat berdampak negatif pada pekerjaan Anda. Dampak-dampak ini termasuk risiko kesehatan dan keselamatan karena mengalami gangguan di tempat kerja, dampak negatif pada kinerja dan hubungan kerja, peningkatan ketidakhadiran dan atau keterlambatan untuk bekerja. alkohol dapat merusak konsentrasi dan koordinasi serta mengurangi kehati-hatian,
para ahli keselamatan jalan merekomendasikan bahwa opsi teraman adalah tidak minum alkohol jika seseorang berniat mengemudi.
Cara terbaik untuk mencegah masalah kesehatan dan keselamatan terkait alkohol adalah dengan menghindari minum alkohol sebelum atau selama jam kerja. Penelitian di Amerika dan Australia menyebutkan alkohol menjadi faktor penyebab hanya sekitar 5 persen dari kematian terkait pekerjaan.
TEMPAT KERJA HARUS MEMILIKI KEBIJAKAN TERKAIT ALKOHOL
Kebijakan alkohol di tempat kerja (atau kebijakan alkohol dan obat-obatan lainnya) harus berupa dokumen tertulis yang berlaku untuk semua orang di tempat kerja. Tujuan kebijakan Alkohol di tempat kerja adalah lebih kepada pencegahan, pendidikan, konseling dan rehabilitasi, dan harus menjadi bagian dari strategi kesehatan dan keselamatan kerja secara keseluruhan.
Tentunya Kebijakan ini bukan tentang memaksa orang untuk mengubah kebiasaan atau tradisi yang sudah ada di tatanan lingkungan. Jika mereka memilih untuk menggunakan alkohol atau obat-obatan lain, itu adalah urusan mereka sendiri. Yang menjadi masalah jika orang memilih untuk melakukannya di tempat kerja, atau datang ke tempat kerja setelah terkena dampak alkohol atau obat-obatan lainnya, adalah tanggung jawab pengusaha untuk mengelola kebijakan alkohol.
Share ke Sosial Media :