Kesalamatan kerja itu merupakan sebuah pendekatan ilmiah atau conceptual frame work yang aplikatif, digunakan untuk mencari solusi dalam menghadapi masalah yang timbul dalam pekerjaan terkait dengan manusia(pekerja). Dengan pendekatan ini diharapkan kerugian (loss) yang berasal dari hubungan atau kontak antara bahaya dengan manusia dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.
Kecelakaan kerja dapat tejadi karena adanya kontak antara sumber bahaya dengan manusia(pekerja). Hal ini mungkin terjadi akibat ketidaksesuaian antara manusia dengan peralatan yang dipakai, lingkungan, bahkan bisa jadi ketidaksesuaian antara pekerja dengan pekerja itu sendiri. Dari ketiga komponen tesebut, pekerja dalam hal ini merupakan faktor kunci yang secara langsung sering menjadi kambing hitam dari kecelakaan kerja, hal ini dikarenakan pekerja merupakan satu-satunya unsur yang paling flexibel. Pekerja secara tidak langsung selalu rentan dikatakan sebagai sumber dari kecelakaan kerja, padahal sebenarnya pekerja juga tidak serta merta menjadi penyebab dari kecelakaan tersebut.
Heinrich dalam teory dominonya terdahulu, menyatakan bahwa kecelakaan diakibatkan oleh rantai peristiwa berurutan seperti domino jatuh dan ketika salah satu domino jatuh, memicu kecelakaan yang berikutnya. Sayangnya teori ini terlalu melimpahkan kesalahan pada manusia dan kecelakaan bisa terjadi hanya karena ada kesalahan manusia. Dalam perjalanannya, konsep penyebab kecelakaan kerja pun berkembang, dan dilihat secara perspektif makro dan lebih kompleks oleh Frank.E.Bird dimana prilaku manusia ini sebagai subsistem kerja. Kemudian James Reason mebuat model yang menjelaskan mengenai kegagalan sistem yang kita kenal dengan swiss cheese model, pada model ini dijelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena ada ‘sesuatu’ yang salah pada sistem (lack of control). Kecelakaan kerja juga disebabkan oleh pengambilan keputusan yang salah yang dibuat oleh Top Management, ditambah dengan kekurangan line management, unsafe act yang kemudian berinteraksi dengan local event dan adanya pertahanan yang memadai. Tentunya dengan adanya karakteristik yang berbeda-beda dari setiap individu pekerja, mengharuskannya agar dapat beradaptasi dengan prosedur, peralatan yang digunakan, lingkingkungan, sesama pekerja agar tidak terjadi kecelakaan.
Share ke Sosial Media :