Ditetapkannya Covid-19 sebagai global pandemi, serta penambahan jumlah kasus Covid-19 di Indonesia yang telah menyentuh 117 kasus pada Hari Minggu 15 Maret 2020, semakin menuntut Pemerintah Indonesia untuk segera mengeluarkan kebijakan untuk penanganan Covid-19 di Indonesia.
Sampai saat ini Indonesia belum menetapkan lockdown. Lockdown adalah suatu kebijakan yang diambil untuk mengunci suatu kawasan untuk mencegah aktivitas keluar masuk sebagai salah satu alternatif mencegah penularan Covid-19. Namun belakangan, beberapa pakar ahli kesehatan masyarakat menyarankan pemerintah untuk melakukan social distancing.
Bagaimana dengan Bali? Bali notabene sudah biasa melockdown (mengambil istilah yang sedang trend sekarang) setiap 1x dalam setahun setiap hari Raya Nyepi. Minggu ini, masyarakat Bali akan disibukkan dengan kegiatan upacara adat menjelang hari raya Nyepi. Sederet rentetan acara adat yang melibatkan banyak orang akan digelar mulai dari acara Melasti, Meprani, Pangerupukan, Parade Ogoh-Ogoh. Ini merupakan tradisi yang setiap tahun telah dilangsungkan oleh masyarakat Bali, dalam acara ini juga tentunya akan menyebabkan keramaian masayarkat tua-muda berkumpul menjadi satu melakukan persembahyangan sehari sebelum dilaksanakan Nyepi (lockdown tahunan). Lalu Bagaimana strategi Gubernur Bali mengambil kebijakan dalam penanganan COVID 19? Mengutip dari pernyataan Dokter Panji Hadisoemarto, M.P.H, lulusan Harvard T.H.Chan School of Public Health dapat kami sampaikan kepada Bapak Gubernur Bali Social Distancing'The sooner the better' (semakin cepat semakin baik).
Social Distancing dapat dilakukan dengan membatasi interaksi sosial dengan tujuan tertentu, untuk memperlambat penyebaran penyakit menular. Tujuannya diharapkan dapat mencegah seseorang terpapar penyakit serta menghindari pasien menularkan kepada orang lain. Implementasinya dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan belajar dari jarak jauh dan bekerja dari rumah, membatasi acara yang banyak mengundang masa, seperti pertandingan olahraga, acara musik, melakukan screening pengecekan suhu, menghimbau bagi masyarakat yang berisiko tertular Covid-19 seperti lanjut usia, balita, seseorang yang imunitasnya sedang lemah disarankan untuk mengisolasi diri di rumah. Social distancing bisa dilakukan dengan cara menghindari kontak fisik seperti tidak bersalaman. Dalam skala besar, social distancing juga bisa membatasi bahkan melarang masuk keluarnya orang-orang dari atau ke luar negeri. Walaupun secara bisnis, Social distancing mungkin akan memperlambat produktivitas beberapa sektor bisnis. Namun nyawa masyarakat bukanlah sebuah taruhan.
Share ke Sosial Media :